Loading...

Industri Wisata ASEAN Harus Bangun Kepercayaan Wisatawan di Era Normal Baru

Industri Wisata ASEAN Harus Bangun Kepercayaan Wisatawan di Era Normal Baru

Pandemi virus corona atau Covid-19 menyebabkan sektor pariwisata sangat terpukul. Berdasarkan catatan International Air Transport Association (IATA), diperkirakan Revenue Passenger Kilometers (RPK) di kawasan Asia Pasifik pada 2020 akan terjun secara drastis sebanyak 53,8 persen.

Plt. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Frans Teguh, menegaskan, salah satu efek dari wabah Covid-1 ini adalah  berhentinya operasional maskapai penerbangan. Hal ini tentunya berpengaruh sangat besar bagi para agen travel dan tur operator. saat operasionalisasi penerbangan dibuka kembali, tetnu kondisinya akan berbeda. Karena itu, diperlukan pendekatan serta penyesuaian yang tepat dari pihak industri.

Demikian disampaikan Frans ketika membuka webinar internasional yang membahas mengenai efek pandemi Covid-19 bagi sektor pariwisata dan kondisi menghadapi  New Normal dari perspektif pelaku industri travel dan pariwisata di Asia Tenggara, beberapa waktu lalu.

Pastinya, industri pariwisata mengalami tantangan yang demikian besar pada masa pandemi ini. Perlu sinergi dan kolaborasi  antara pemerintah  dan industri , baik di dalam negeri ataupun kawasan ASEAN  karena pariwisata menjadi sektor yang memerlukan  waktu paling lama untuk kembali normal. 

Sinergi dengan semua pemangku kepentingan wisata mesti bisa menumbuhkan kepercayaan publik, dalam hal ini wisatawan bahwa melakukan rekreasi di kondisi  normal baru ini tetap bisa memberikan rasa aman dan nyaman. 

Sementara itu, Deputy of President ASEAN Tourism Association (ASEANTA), Eddy Krismeidi Soemawilaga, menjelaskan, setiap negara di ASEAN mengalami situasi dan kondisi yang berbeda dalam menghadapi pandemi ini.  Namun begitu, masing-masing negara harus memiliki kesiapan yang seiring berjalan dalam memasuki era normal baru pariwisata ini.

“Menunggu hadirnya vaksinasi tentu memerlukan waktu yang tidak sebentar. Namun, pada momen yang bersamaan, ekonomi di industri ini harus bisa berjalan kembali dengan mengimplementasikan protokol kesehatan  yang baik.  Maka implementasi pada era normal baru adalah hal yang penting  dilaksanakan, sebelum kita bisa memasuki situasi saat vaksin berhasil ditemukan nanti,"paparnya. 

Kebijakan pemerintah yang memberikan stimulus kepada sektor industri pun juga dapat tetap dilaksanakan.  Pasalnya,  kepercayaan wisatawan di saat ini juga masih terbilang lemah. Tidak hanya karena faktor keamanan dan kesehatan, namun juga daya beli masyarakat relatif masih rendah. Sampai kemudian betul-betul dapat memberikan kepercayaan masyarakat yang tinggi. Untuk tahap awal bisa menyasar wisatawan domestik terlebih dulu. 

Webinar ini juga dihadiri oleh Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kemenparekraf/Baparekraf Vinsensius Jemadu, Presiden FATA Datuk Tan Kok Liang, Deputy of President ASEAN Tourism Association (ASEANTA) Eddy Krismeidi Soemawilaga, Academic Consultant Thammasat University Prof. Dr. Walter Jamieson, MCIP, Vice President of Thai Travel Agents Association Wachira Wichauwatana, Regional Director APCS & MER & Asia Pacific of IATA Vinoop Goel, serta Sektretaris ASITA Bali I Putu Winastra.