Loading...

Indonesia Gaet Investasi Miliaran Dolar dari Raksasa China

 

Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala BKPM RI, Rosan Perkasa Roeslani, baru-baru ini melakukan kunjungan ke dua perusahaan besar mobil listrik di China, yakni BYD dan Geely, untuk membahas rencana pembangunan pabrik mereka di Indonesia.

Dalam kunjungannya ke fasilitas produksi Geely, Rosan juga mendiskusikan peluang pengembangan kendaraan berbahan bakar metanol. Geely telah mengumumkan rencana untuk memasuki pasar Indonesia dalam waktu dekat. "Kami melihat peluang besar untuk mengembangkan mobil berbahan bakar metanol di Indonesia, mengingat negara kita adalah penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, dan metanol dapat diproduksi dari sawit," ujar Rosan dalam pernyataan resminya.

Terdapat pula komitmen investasi baru dengan total senilai 7,46 miliar dolar AS dari empat perusahaan. Pertama, Hongshi Holding Group berencana menanamkan investasi sebesar 5 miliar dolar AS secara bertahap untuk pengembangan kawasan industri yang akan memproduksi silikon, polisilikon (bahan baku panel surya), baterai beserta komponennya, serta PLTU dengan kapasitas 2 GW.

Kedua, Jushi Group, produsen serat kaca terkemuka, menyatakan rencana investasi tahap awal sebesar 1 miliar dolar AS. Mereka melihat peluang besar dari meningkatnya permintaan serat kaca sebagai alternatif bahan atap rumah, sejalan dengan program pembangunan perumahan oleh pemerintah Indonesia. Selain itu, perusahaan ini juga membuka peluang investasi di sektor lain seperti energi baru dan pertanian.

Ketiga, Wankai New Materials, bagian dari Zhink Group, mengalokasikan 1 miliar dolar AS untuk sektor petrokimia, khususnya produksi polietilena tereftalat (PET), yang akan dilaksanakan dalam tiga tahap.

Keempat, Zhuhai Hongwan Ocean Fisheries mengajukan rencana investasi sebesar 460 juta dolar AS untuk pengembangan sektor perikanan di wilayah Indonesia bagian timur.

Dalam agenda lain, Rosan juga bertemu dengan Huayou Holding Group, perusahaan China yang sudah memiliki proyek smelter nikel di Indonesia. Pemerintah meminta perusahaan tersebut untuk mendirikan pusat penelitian dan pengembangan (litbang) di Indonesia guna mendukung inovasi lokal.

Delegasi dari Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM RI turut mengadakan pertemuan dengan China Energy Engineering Corporation (CEEC) untuk mengeksplorasi potensi investasi di sektor energi angin lepas pantai. Selain itu, Rosan juga menjalin diskusi dengan CITIC, salah satu perusahaan besar di China, terkait peluang kerja sama di berbagai sektor strategis seperti perumahan, ketahanan pangan, dan energi