Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menyoroti Indonesia sebagai lokasi investasi yang semakin kompetitif bagi investor internasional. Wakil Sekretaris Jenderal Hipmi, Anthony Leong, menegaskan pentingnya kerja sama antarnegara di ASEAN untuk memperkuat iklim investasi, terutama di Indonesia.
Anthony menjelaskan bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, populasi muda yang besar, pasar konsumen yang kuat, serta stabilitas politik dan ekonomi. Faktor-faktor ini menjadikan Indonesia destinasi investasi yang menarik. Data terbaru menunjukkan bahwa selama semester pertama tahun 2024, investasi yang masuk ke Indonesia mencapai Rp829,9 triliun atau sekitar 54 miliar dolar AS, yang menunjukkan kepercayaan global terhadap potensi ekonomi Indonesia.
Anthony juga menekankan perlunya kolaborasi antara pengusaha muda antarnegara, mengingat semakin banyak konglomerat muda yang berusia di bawah 50 tahun. Selain menjadi salah satu pengekspor batu bara terbesar di dunia, Indonesia juga memiliki cadangan mineral penting seperti nikel, tembaga, dan bauksit. Fokus global pada energi terbarukan membuat Indonesia berusaha menarik lebih banyak investasi di sektor ini.
Selain itu, Anthony menyoroti transformasi digital yang membantu menyederhanakan proses investasi di Indonesia melalui layanan satu pintu, menjadikannya lebih efisien. Indonesia juga menawarkan berbagai insentif seperti pembebasan pajak penghasilan hingga 20 tahun dan penghapusan bea impor untuk sektor-sektor tertentu, yang semakin memperkuat daya tariknya bagi investor asing.
Beberapa investasi besar dari perusahaan seperti Toyota, Mitsubishi, dan ExxonMobil sudah memberikan dampak positif pada perekonomian Indonesia. Anthony juga mendorong komunitas bisnis China untuk lebih aktif menjajaki peluang investasi di Indonesia, dengan keyakinan bahwa kolaborasi ini akan menguntungkan kedua belah pihak.
Dalam China-ASEAN Business Investor Summit (CABIS) ke-21 yang berlangsung di Nanning, Guangxi, China, Anthony menyampaikan peluang investasi di Indonesia kepada para pemimpin bisnis dan perwakilan pemerintah dari negara-negara ASEAN dan China. Selama acara tersebut, beberapa nota kesepahaman (MoU) antara organisasi penting dari Indonesia dan China juga ditandatangani untuk mendorong kolaborasi bisnis dan investasi.
Penandatanganan MoU pertama dilakukan antara CABIS dan Hipmi untuk memperluas kolaborasi bisnis antar pengusaha muda di ASEAN, khususnya dalam memfasilitasi perdagangan dan investasi lintas negara. Selain itu, CCPIT Guizhou Sub-council juga menjalin kemitraan dengan Hipmi dan Perkumpulan Pengusaha Indonesia Tionghoa (ICEA), yang diharapkan dapat memperkuat hubungan bisnis antara kedua negara.