Loading...

Ketegangan di Timur Tengah Berdampak pada Sektor Pariwisata Indonesia

 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengungkapkan bahwa konflik yang terjadi di Timur Tengah berpotensi memengaruhi kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Dalam konferensi pers yang diadakan di Jakarta, Sandiaga menjelaskan bahwa situasi geopolitik yang tidak menentu di kawasan tersebut menyebabkan penundaan dan pengalihan rute penerbangan.

“Beberapa penerbangan mengalami penundaan hingga satu atau dua hari akibat situasi ini,” tambahnya.

Sandiaga menekankan bahwa gangguan ini tidak hanya berdampak pada perjalanan individu, tetapi juga dapat memengaruhi industri pariwisata Indonesia secara keseluruhan. Ia mengkhawatirkan penundaan penerbangan yang disebabkan oleh konflik ini dapat menurunkan minat wisatawan mancanegara, terutama yang berasal dari Amerika, Eropa, Asia, dan Timur Tengah.

“Dampaknya mungkin akan terlihat pada pengeluaran wisatawan yang akan berkurang, dan beberapa dari mereka mungkin menunda rencana kunjungan. Kami berharap situasi ini tidak berlarut-larut agar tidak mengganggu jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia,” ujarnya.

Pemerintah Indonesia menargetkan dapat menarik 14,3 juta wisatawan mancanegara pada tahun 2024. Data terbaru menunjukkan bahwa hingga akhir Agustus, target tersebut sudah tercapai sebesar 63,53 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara dari Januari hingga Agustus 2024 mencapai 9,09 juta, meningkat 20,38 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Ketegangan di Timur Tengah terus meningkat setelah serangan yang dilakukan oleh kelompok Palestina, Hamas, terhadap Israel. Dalam beberapa hari terakhir, Israel juga melancarkan serangan udara besar-besaran ke Lebanon, menewaskan pemimpin Hizbullah. Di sisi lain, Iran membalas dengan meluncurkan serangan rudal ke Israel sebagai respons terhadap pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, serta seorang komandan dari Pengawal Revolusi Iran (IRGC).