Loading...

Potensi Besar! Legislator Dorong UMKM Rokok Madura Go Global

 

Anggota Komisi VII DPR RI, Eric Hermawan, mendorong pelaku UMKM yang bergerak di industri rokok di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, untuk memperluas jangkauan pasar mereka hingga ke tingkat ekspor. Langkah ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah sekaligus meningkatkan pendapatan bagi pelaku usaha dan juga perekonomian negara.

"Upaya meningkatkan nilai tambah dapat diwujudkan melalui inovasi dalam pemanfaatan tembakau, seperti untuk pembuatan cerutu, mengingat kualitas tembakau Madura yang unggul," ujarnya melalui sambungan telepon dari Jakarta pada Sabtu.

Sebagai wakil rakyat dari daerah pemilihan Jawa Timur XI (Madura), Eric juga mendorong pertumbuhan ekonomi bagi petani tembakau dan UMKM berbasis produk tembakau demi tercapainya kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Ia menyatakan komitmennya untuk mendukung pengembangan industri hasil tembakau di Madura agar memberikan dampak positif pada kesejahteraan masyarakat lokal.

"Hal ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo dalam menciptakan lapangan kerja berkualitas, mendorong kewirausahaan, serta mengembangkan industri kreatif guna menambah nilai ekonomi dalam negeri," tambahnya.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (DPC APTI) Pamekasan, Samukrah, turut mengajak Presiden Prabowo untuk memberikan perhatian lebih pada kesejahteraan petani tembakau. Ia berharap pemerintah dapat memajukan sektor pertanian tembakau di tengah tantangan regulasi yang membebani, seperti Peraturan Menteri Keuangan No. 97 Tahun 2024 yang mengatur kenaikan tarif Harga Jual Eceran (HJE) rokok sebesar 10,07 persen mulai Januari 2025.

Selain itu, Samukrah juga menyoroti potensi pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen pada produk rokok, serta kebijakan fiskal lainnya yang dapat berdampak pada keberlangsungan industri tembakau nasional. Ia berharap pemerintah dapat melindungi ekosistem pertembakauan yang merupakan salah satu pilar ekonomi rakyat untuk mendukung kedaulatan ekonomi nasional.

"Presiden diharapkan dapat memastikan keberlanjutan sektor tembakau sebagai pilar penting ekonomi kerakyatan," ujarnya.

Dalam pandangan yang serupa, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), M. Jusrianto, menegaskan empat poin penting dalam mendukung industri hasil kretek nasional yang dianggap sebagai komoditas strategis.

Pertama, industri kretek memiliki rantai pasok yang mencakup hulu hingga hilir, menopang mata pencaharian sekitar 5,98 juta pekerja. Kedua, Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) pada industri ini mencapai 90 persen, terutama dari petani tembakau dan cengkeh lokal.

Ketiga, kontribusi Cukai Hasil Tembakau (CHT) terhadap penerimaan negara sangat signifikan, dengan nilai mencapai Rp213,4 triliun pada 2023, belum termasuk PPN, PPh, dan pajak daerah. Keempat, mayoritas tenaga kerja di sektor pengolahan tembakau adalah perempuan dengan pendidikan formal rata-rata lulusan SD atau SMP.

"Industri kretek tidak hanya penting secara ekonomi, tetapi juga sebagai sektor yang menciptakan lapangan kerja bagi jutaan orang," tuturnya.