Loading...

Tantangan Daerah Berdayakan Ekonomi Lokal di Masa Pandemi

Tantangan Daerah Berdayakan Ekonomi Lokal di Masa Pandemi

Pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku masyarakat yang rentan menyebabkan terjadinya bencana lingkungan akibat rusaknya ekosistem alam.

Pandemi covid-19 diharapkan menjadi momentum bagi pemerintah daerah (pemda) untuk menata ulang prioritas pembangunan berbasis lingkungan. Dengan demikian, akan terdorong kedaulatan ekonomi lokal serta swasembada pangan. 

Hal tersebut disampaikan Pakar Etika Lingkungan Hidup, Sonny Keraf pada acara webinar dengan tema Ekonomi Lestari Jalan Terus: Bertahan dan Pulih di Masa Tengah Pandemi, beberapa waktu lalu.

Sonny menjelaskan, pembangunan ekonomi lestari diperlukan untuk mencapai pemerataan dan kedaulatan pangan.  Dalam hal ini, kepala daerah dapat mengandalkan potensi sumber daya lokal dengan memberdayakan masyarakat setempat.

Menurutnya, sistem perekonomian yang terjadi selama ini sering menyebabkan terjadinya eksploitasi sumber daya alam yang berpihak kepada pemodal. Karena itu, terjadi eksploitasi sumber daya alam besar-besaran. Kemudian, terjadi ketidakseimbangan pada ekosistem yang akhirnya menghancurkan alam serta manusia. “Model pembangunan yang selama ini berlangsung dinilai tidak lestari karena hanya mengejar standar pertambahan kekayaan, bukan kualitas hidup.”

Karena itu, lanjutnya, pandemi Covid-19 menyadarkan bahwa ketergantungan pada perdagangan global harus dihentikan. “Ini sebagai jebakan yang merusak ekosistem. Seharusnya kita perkuat ekonomi masing-masing negara.”

Sementara itu, Plt. Kasubdit Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Kementerian PPN/Bappenas Firman Hidayat menjelaskan, pandemi Covid-19 tak cuma memberi peluang bagi ekonomi nasional, tetapi juga melibatkan peran penting daerah dalam meningkatkan nilai tambah regional.

“Pandemi ini turut menyebabkan perubahan pola rantai pasok global. Maka pandemi ini sebagai momentum untuk mengoreksi model pembangunan yang selama ini yang memiliki kerentanan dari sisi lingkungan.”

Menurut Firman, pembangunan ekonomi tidak bisa berjalan sendiri. Untuk mengoptimalkan perubahan, setiap daerah perlu akselerasi dan mengoptimalkan digitalisasi. Perbaikan regulasi investasi juga penting investasi supaya tiap daerah bisa menarik investor untuk menggerakkan ekonomi lokal.

Dalam penataan ulang pembangunan ekonomi, lanjutnya, rantai pasok daerah bisa ikut berperan dalam rantai pasok hilirisasi hingga nasional dengan gotong royong antardaerah. Namun, diperlukan tata kelola yang adaptif dan dilakukan secara terus-menerus sehingga menjadi proses pembelajaran.