Berbagai pihak memprediksikan bahwa tahun 2045 akan menjadi tahun emas bagi Indonesia. Pada tahun tersebut Indonesia akan mendapatkan bonus demografi. Pada 2045, jumlah penduduk Indonesia 70 persennya dalam usia produktif, yakni 15-64 tahun.
Bonus demografi ini harus kita maksimalkan karena akan mendorong perekonomian Indonesia lebih pesat dan mewujudkan impian kita menjadi negara maju. Karena bukan hanya Indonesia yang terus berbenah, namun juga negara lain," papar Founding Partner AC Venture Pandu Patria Sjahrir dalam keterangannya, Kamis (21/7/2022).
Pandu menilai, terdapat tiga tantangan yang dihadapi Indonesia sebelum mencapai target generasi emas 2045 tersebut, di antaranya:
1. Tantangan Pekerja
Tantangan yang pertama adalah tenaga kerja Indonesia saat ini masih didominasi oleh pekerja informal, yakni sebanyak 78 juta pekerja, dan hanya 10 persen dari tenaga kerja yang merupakan lulusan universitas.
"Sehingga Indonesia membutuhkan lebih banyak tenaga kerja berpendidikan dan berketerampilan tinggi," ujarnya.
2. Tantangan Tenaga Kerja Terampil
Kedua, Indonesia perlu memiliki free movement tenaga kerja terampil sekaligus meningkatkan kualitas tenaga kerja nasional melalui akses pendidikan global.
3. Tantangan Perubahan Iklim
Terakhir, Indonesia dihadapkan oleh masalah perubahan iklim yang mengancam kualitas hidup talenta mudanya.
"Hal ini diperparah oleh kurangnya talenta muda berbakat yang berpengalaman dan berpengetahuan untuk mengatasi masalah ini," kata Pandu.
Lebih lanjut, Pandu menjelaskan, negara maju seperti Perancis saat ini memfokuskan pengembangan tenaga kerjanya, dengan berfokus pada tiga sektor, yakni kesehatan dan penelitian, sektor akademis melalui penambahan talenta digital di deep tech dan di AI, serta transisi energi untuk dekarbonisasi di dunia.
"Kita pun tidak mau kalah, secara demografi, kita memiliki populasi terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ke-4 di dunia dengan usia rata-rata 26 tahun," ujarnya.
Oleh karenanya, Ia menekankan, pemerintah bersama masyarakat perlu menyiapkan generasi muda yang berpendidikan dan berketerampilan tinggi serta inovatif dengan adopsi teknologi.
"Di mana masyarakat yang semakin baik dan visi ekonomi yang berorientasi industri hilir," ucap dia.