Indonesia akan merasakan berbagai manfaat, baik ekonomi maupun sosial budaya, dari Presidensi G20 tahun 2022 mendatang. Secara total, manfaat ekonomi diperkirakan 1,5 hingga 2 kali lebih besar dari IMF World Bank Group Annual Meetings di Bali tahun 2018 lalu.
"Jika pertemuan dilakukan secara fisik, maka akan terjadi peningkatan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun, penambahan PDB nasional hingga Rp7,4 triliun, serta pelibatan UMKM dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 33 ribu di berbagai sektor," ujar Haryo Limanseto, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Haryo menjelaskan, manfaat penting lainnya dari Presidensi G20 bagi Indonesia adalah branding di dunia internasional.
"Dalam jangka panjang, branding Indonesia di mata dunia akan meningkatkan confidence dari negara-negara lain terhadap Indonesia, dan Indonesia dapat menjadi central stage di dunia. Forum G20 ini juga diharapkan dapat mendorong komitmen investasi dari anggota G20 dan organisasi internasional," kata Haryo.
Lebih lanjut, Haryo meyakini bahwa Presidensi G20 dapat menambah wawasan masyarakat, khususnya generasi muda.
"Indonesia adalah negara besar yang keberadaannya sangat diperhitungkan oleh negara-negara lain, baik dari sisi ekonomi, letak geografis, dan sikap politiknya. Tentu saja ini akan menumbuhkan kebanggaan tersendiri," ujar Haryo.
Selain membahas ekonomi dan keuangan dalam Jalur Keuangan (Finance Track) yang, Forum G20 juga akan membahas isu yang lebih luas dalam Jalur Sherpa (Sherpa Track). Agenda-agenda yang diusung dalam Sherpa Track telah dipikirkan agar selaras dengan kepentingan nasional.
Sherpa Track tergabung dari Engagement Groups yang diwakili oleh Civil Society Organizations, sehingga outcome strategis dari Sherpa Track tidak terbatas pada pendekatan top-down, namun juga membuka kesempatan dari berbagai pemangku kepentingan.
"Para Working Group dan Engagement Group akan bekerja sama untuk mencapai agenda-agenda forum Sherpa Track pada Presidensi G20 Indonesia yang akan menekankan pentingnya berbagai akses dan keberpihakan terhadap masyarakat di daerah terpencil dan pulau terluar, seperti akses terhadap pendidikan, akses terhadap vaksin, akses terhadap fasilitas kesehatan, dan akses terhadap ketersediaan energi yang terjangkau," terang Haryo.
Selain itu, Sherpa Track Presidensi Indonesia juga fokus pada pemberdayaan UMKM, seperti mendorong digitalisasi UMKM, pelatihan dalam rangka upskilling UMKM, mendorong berbagai kebijakan pro-UMKM seperti, pembiayaan ultra mikro, dan lainnya.
"Dengan demikian, output dari forum ini dapat memberikan dampak yang bisa dirasakan oleh masyarakat," pungkas Haryo.