PAGARBISNIS.COM - Deflasi yang terjadi dalam dua bulan terakhir menjadi isyarat serius bagi perekonomian Indonesia, demikian laporan terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS). Bulan Mei mencatatkan deflasi sebesar 0,03 persen, diikuti dengan deflasi 0,08 persen pada bulan Juni, meskipun angka inflasi tahunan tetap berada di 2,84 persen.
Menurut Ronny P Sasmita dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution, deflasi ini menunjukkan penurunan permintaan dan daya beli masyarakat, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Investor juga mungkin menunda keputusan investasi baru jika kondisi permintaan terus menurun.
Yusuf Rendy Manilet dari Center of Reform on Economics (Core) Indonesia menambahkan bahwa deflasi ini disebabkan oleh upaya pemerintah dalam mengatur harga serta faktor musiman seperti Ramadan yang telah berlalu. Namun, dia menekankan perlunya analisis mendalam untuk memahami dampak sebenarnya terhadap daya beli masyarakat.
Dalam menghadapi tantangan ini, pemerintah disarankan untuk meningkatkan belanja sosial, mendorong investasi, dan melakukan perbaikan terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mendukung pemulihan ekonomi. Meskipun deflasi memberi keuntungan bagi konsumen, perlu diingat bahwa stabilitas ekonomi nasional juga harus dijaga dengan baik.***