PAGARBISNIS.COM - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, menyatakan bahwa industri perbankan berperan aktif dalam mendukung pengembangan sektor pariwisata nasional serta di kawasan ASEAN+3 (ASEAN, China, Korea Selatan, dan Jepang).
Dukungan ini dilakukan melalui penyaluran kredit kepada sektor-sektor yang mendukung pariwisata, seperti pengembangan infrastruktur pariwisata yang meliputi hotel, resor, dan sarana transportasi. Hal ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem pariwisata yang tangguh.
Purbaya juga menekankan pentingnya peran perbankan dalam menyediakan layanan keuangan yang memudahkan wisatawan, termasuk penukaran mata uang, layanan kartu kredit, dan mobile banking, yang memberikan kenyamanan serta keamanan dalam bertransaksi. Dengan berkembangnya industri pariwisata, diharapkan sektor keuangan dan perbankan juga mendapatkan dampak positif.
Selain itu, LPS terus menjalankan fungsinya dalam menjamin simpanan nasabah dan menangani resolusi bank, sehingga masyarakat dapat merasa aman dalam memanfaatkan layanan perbankan. Purbaya mengajak masyarakat untuk lebih aktif memanfaatkan layanan perbankan yang terkait dengan pariwisata, serta menikmati keindahan alam dan budaya Indonesia.
LPS juga mendukung penuh penyelenggaraan Indonesia Quality Tourism Conference pertama (1st IQTC 2024) yang berlangsung di Sanur, Bali, pada 29-30 Agustus 2024. Konferensi ini diinisiasi oleh pemerintah Indonesia dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya Quality Tourism (QT) dan mempromosikan pariwisata yang lebih berkelanjutan di kawasan ASEAN+3. Acara ini dihadiri oleh sekitar 250 delegasi dari dalam dan luar negeri, termasuk perwakilan dari berbagai organisasi, industri, dan akademisi.
Sebelumnya, Purbaya mengungkapkan bahwa kredit perbankan yang disalurkan ke sektor akomodasi dan penyediaan makanan dan minuman, yang merupakan bagian dari industri pariwisata, mencapai Rp128,2 triliun pada September 2023, dengan pertumbuhan 4,57 persen year on year, tertinggi sejak Agustus 2021.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menambahkan bahwa pertumbuhan kredit perbankan pada Juli 2024 tetap kuat, mencapai 12,40 persen secara year on year. Pertumbuhan kredit ini didorong oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi, masing-masing tumbuh sebesar 15,20 persen, 11,60 persen, dan 10,98 persen year on year.
Kredit syariah dan UMKM juga menunjukkan pertumbuhan masing-masing sebesar 11,75 persen dan 5,16 persen year on year. Dengan perkembangan ini, pertumbuhan kredit pada 2024 diperkirakan akan berada pada batas atas kisaran 10-12 persen.***