Wakil Menteri UMKM, Helvi Yuni Moraza, menyampaikan bahwa kementeriannya telah mengusulkan agar dilakukan peninjauan ulang terhadap pajak impor barang, agar produk lokal, terutama dari UMKM, dapat lebih bersaing. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa barang impor sering kali dijual dengan harga yang lebih rendah, yang membuatnya lebih diminati oleh masyarakat, mengalahkan produk lokal, termasuk yang diproduksi oleh pelaku UMKM.
Helvi mengungkapkan bahwa meskipun kementerian telah mengajukan permintaan untuk peninjauan tersebut, hal ini tidaklah mudah. Selain harus mengatasi pajak impor, pemerintah juga harus mengatasi masuknya barang ilegal, yang dalam beberapa kasus termasuk narkoba. Oleh karena itu, pemerintah, melalui Kabinet Merah Putih, berupaya untuk memperketat arus barang dari luar negeri.
Selain itu, pemerintah juga berfokus pada upaya memperkuat UMKM, salah satunya dengan menyediakan akses permodalan. Pemerintah telah meluncurkan skema pembiayaan LPDB UMKM dan sedang berusaha meyakinkan perbankan untuk menurunkan suku bunga bagi pelaku UMKM, agar daya saing mereka dapat meningkat, terutama dalam hal harga.
Helvi juga menekankan bahwa pelaku UMKM perlu memiliki semangat yang disebut "Lidin" (loyalitas, integritas, disiplin, dan inovasi). Mereka harus menjaga kualitas produk untuk memastikan kepuasan konsumen, mematuhi kontrak yang telah disepakati, dan selalu berinovasi agar tetap kompetitif dalam pasar global. Ia percaya bahwa Jawa Barat memiliki keunggulan dalam hal kreativitas, yang bisa dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM di daerah tersebut.
Pemerintah melalui dinas terkait di daerah juga sedang melakukan pendataan pengusaha UMKM dan mengelompokkannya berdasarkan klaster, seperti pertanian, fashion, makanan, dan ekonomi kreatif. Setiap klaster akan mendapatkan penanganan khusus sesuai dengan kebutuhannya. Helvi berharap, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo, seluruh pihak dapat bekerja sama untuk melayani masyarakat dari bawah.
Ia juga mengingatkan pentingnya dukungan pasar untuk memilih produk dalam negeri, karena meskipun banyak yang memilih barang impor, produk lokal memiliki kualitas yang tidak kalah baik.***