PAGARBISNIS.COM - Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Mei 2024 mencapai 407,3 miliar dolar AS. Posisi ULN ini mengalami pertumbuhan sebesar 1,8 persen secara year on year (yoy), setelah mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,5 persen (yoy) pada April 2024. Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, menyatakan bahwa perkembangan ini bersumber dari ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) serta sektor swasta.
Erwin menjelaskan bahwa struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat sebesar 29,8 persen, dan didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 85,9 persen dari total ULN.
Pada Mei 2024, ULN pemerintah tercatat sebesar 191 miliar dolar AS, mengalami kontraksi pertumbuhan tahunan sebesar 0,8 persen (yoy), setelah pada April 2024 terkontraksi sebesar 2,6 persen (yoy). Peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) internasional dan domestik, yang didorong oleh sentimen positif investor terhadap prospek perekonomian Indonesia, menjadi faktor utama perkembangan ini.
Pemerintah berkomitmen untuk menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu serta mengelola ULN secara prudensial, terukur, oportunistik, dan fleksibel untuk mendapatkan pembiayaan yang paling efisien dan optimal.
Pemanfaatan ULN diarahkan untuk mendukung pembiayaan sektor produktif dan prioritas, termasuk sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (21 persen dari total ULN pemerintah); administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (18,7 persen); jasa pendidikan (16,8 persen); konstruksi (13,6 persen); serta jasa keuangan dan asuransi (9,5 persen). Hampir seluruh ULN pemerintah memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,99 persen dari total ULN pemerintah.
Selain itu, ULN swasta pada Mei 2024 tercatat sebesar 197,6 miliar dolar AS, mengalami kontraksi pertumbuhan tahunan sebesar 0,4 persen (yoy), melanjutkan kontraksi pada April 2024 sebesar 2,8 persen (yoy). Perkembangan ini terutama bersumber dari lembaga keuangan yang terkontraksi sebesar 2,6 persen (yoy), sementara ULN perusahaan bukan lembaga keuangan tumbuh sebesar 0,1 persen (yoy).
ULN swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik dan gas, serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 78,9 persen dari total ULN swasta. ULN swasta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,1 persen terhadap total ULN swasta.
Untuk menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN. Peran ULN akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.***