Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur mengatakan pihaknya mendukung usaha kecil dan menengah (UKM) mebel dan kerajinan menembus pasar ekspor sebagaimana yang dilakukan perusahaan skala besar.
"Pasar ekspor tidak hanya menjadi ladang bagi perusahaan besar saja untuk mengekspansi bisnisnya, tetapi juga bisa ditembus oleh UKM kelompok mebel dan kerajinan yang tergabung dalam HIMKI," papar Sobur melalui keterangannya di Jakarta, Rabu.
Menurutnya, dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki serta pengelolaannya yang baik, maka Indonesia bisa menjadi leader untuk industri mebel dan kerajinan di kawasan regional ASEAN.
"Dengan ketersediaan bahan baku hasil hutan yang melimpah, sumber daya manusia yang terampil dalam jumlah besar, industri ini bisa menjadi industri yang tangguh, termasuk di dalamnya para pelaku UKM," ujarnya.
Sobur menambahkan industri mebel dan kerajinan adalah industri yang sangat penting mengingat industri ini merupakan bantalan ekonomi yang kuat pada saat kondisi ekonomi tengah menghadapi tantangan akibat pandemi COVID-19, terutama dalam hal penyerapan tenaga kerja.
Sebab, lanjutnya, industri mebel dan kerajinan terbukti tetap produktif dan menghasilkan devisa bagi negara di saat industri lain terkena imbas krisis sebagai dampak dari pabdemi.
"Industri ini kuat karena didukung oleh local content yang cukup besar. Oleh karena itu, industri ini tetap mengalami pertumbuhan pada masa pandemi COVID-19," ujarnya.
Untuk itu, Sobur mengaku bahwa pelaku industri mebel dan kerajinan yang tergabung dalam HIMKI merasa bersyukur, karena di tengah situasi pandemi COVID-19, industri mebel dan kerajinan lebih beruntung dari kebanyakan industri sejenis yang memproduksi barang kebutuhan sekunder lainnya.
Berdasarkan The Business Research Company, pasar mebel global diperkirakan akan tumbuh dari 564,7 miliar dolar AS pada 2020 menjadi 671,7 miliar dolar AS pada 2021 atau tumbuh 18 persen dan diperkirakan akan mencapai 850,8 miliar dolar AS pada 2025 dengan tingkat pertumbuhan campuran (CAGR) enam persen.
"Kita tetap optimistis bahwa industri ini akan mengalami pertumbuhan, eksis, dan mampu menembus pasar global," pungkas Sobur.