Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan pemerintah juga melakukan identifikasi pusat-pusat atau tren baru dari pertumbuhan ekonomi yang berasal dari pola hidup normal baru sesudah pandemi, terutama berbasis kesehatan.
"Reform di bidang kesehatan akan menjadi sangat penting, baik itu menyangkut industri alat kesehatan maupun dari sisi penyelenggaraan jasa kesehatan yang sangat penting untuk ditingkatkan," ujar Menkeu dalam Keterangan Pers Menteri terkait Hasil Sidang Kabinet Paripurna, Rabu (16/02).
Lebih lanjut, Menkeu menilai reform yang tak kalah penting adalah di bidang investasi dan perdagangan. Transformasi perlu dilakukan di sektor manufaktur, baik itu industri mesin, elektronik, alat komunikasi, kimia, dan hilirisasi mineral.
"Ini menjadi sangat penting untuk menjadi roda atau lokomotif bagi pemulihan ekonomi," ujar Menkeu.
Adapun kesadaran ekonomi hijau juga perlu untuk terus ditingkatkan. Nilai ekonomi yang berasal dari karbon dan teknologi energi terbarukan akan diandalkan menjadi sumber pertumbuhan yang baru.
"Ini yang akan didukung oleh APBN untuk tahun 2023 di mana kita berharap pertumbuhan ekonomi ada dalam range 5,3 hingga 5,9 persen," kata Menkeu.
Dengan adanya berbagai tren baru dari pertumbuhan ekonomi, Menkeu berharap konsumsi dapat terus tumbuh positif sehingga memacu pemulihan ekonomi.
"Jadi kalau terjadi suatu kegiatan normal yang baru, kita berharap pulihnya konsumsi akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih tinggi," ujar Menkeu.