Loading...

Transformasi UMKM Dalam Dunia Digital

Transformasi UMKM Dalam Dunia Digital

Para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM harus terus bertransformasi, terlebih di masa pandemi Covid-19  yang masih belum berakhir ini. Upaya tersebut perlu dilakukan supaya usaha yang dijalankan tetap dapat bertahan dan terus bertumbuh.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informartika, Rosarita Niken Widiastuti pada acara Webinar UMKM Maju dengan Teknologi Digital. “Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan secara optimal teknologi digital.”

Menurutnya, sekarang ini masih banyak UMKM yang belum masuk pada ranah digital. Padahal, potensi digital dimasa pandemi saat ini sangat besar. Usaha atau bila tidak masuk ke dalam ranah digital kemungkinan bisa tutup karena saat ini kebanyakan masyarakat mencari produk melalui e-commerce. “Jadi kalau UMKM tidak masuk digital itu sangat disayangkan.”

Niken mengatakan, UMKM memiliki potensi ekonomi yang sangat besar, terutama untuk membantu mendongkrak perekonomian nasional. Hal tersebut terlihat dari sektor UMKM yang mampu menyumbang sekitar 56 hingga 59 persen terhadap PDB.

Pencapaian tersebut membuktikan bahwa betapa kuatnya potensi ekonomi UMKM. Karena itu, tidak akan terganggu dengan ekonomi internasional. Maka bila ekonomi internasional mengalami resesi, sektor UMKM ini akan dapat terus tegak berdiri.

Karena itu, pemerintah mendorong sektor UMKM masuk dalam dunia digital. “Jangan hanya menjadi reseller, melainkan UMKM Indonesia juga harus memperbanyak produksi sendiri.”

Sementara itu, Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid, mengatakan, UMKM harus terus mengembangkan diri agar tidak kalah bersaing. Salah satunya masuk ke ranah digital.

Menurutnya, transformasi digital tersebut justru dapat menciptakan banyak lapangan pekerjaan. Bahkan, bisa menjadi berbagai jenis pekerjaan baru. Digitalisasi rantai ekonomi dengan berbagai marketplace, bisa menyerap ribuan orang untuk bekerja dalam sistem tersebut.

Sebagai contoh, Gojek dan Grab, yang membuka ribuan lapangan pekerjaan. Untuk tahun 2018 saja, UMKM ini mampu menyerap 117 juta tenaga kerja. Hal Ini membuktikan bahwa kita sangat bergantung dengan UMKM. Jadi diharapkan, kalau ada permasalahan dalam perekonomian global sekalipun UMKM diharapkan mampu untuk bertahan,

Meutya menjelaskan, transformasi digital pada akhirnya bisa menjadi cara untuk memeratakan pembangunan ekonomi. Bukan hanya jarak fisik yang dipangkas dengan kemajuan teknologi ini, tetapi juga jarak dalam arti kesenjangan ekonomi.

Informasi-informasi terkait kesempatan pekerjaan yang baik juga akan bisa diakses lebih luas oleh masyarakat. Sekarang dengan mendaftarkan juga bisa lewat digital ini menjangkau masyarakat di tingkat terkecil sekalipun. Jadi digitalisasi itu justru menjadi antitesis dari bayangan bahwa hanya masyarakat kelas menengah ke atas yang menikmatinya.