PAGARBISNIS.COM - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) berniat akan meningkatkan kualitas bahan bakar minyak (BBM) agar mengurangi polusi udara.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin, menegaskan bahwa peningkatan kualitas BBM ini tidak akan disertai dengan kenaikan harga BBM bersubsidi. Fokusnya adalah agar subsidi tepat sasaran dan dinikmati oleh masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Dalam workshop media yang bertajuk “Tekan Emisi, Perbaiki Kualitas Udara: Kebijakan Baru Subsidi BBM”, yang diselenggarakan oleh Katadata Green dan Kemenko Marves, Rachmat mengungkapkan bahwa kualitas BBM di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara lain di dunia, termasuk Vietnam dan Thailand di Asia Tenggara.
Hingga saat ini, hanya tiga jenis BBM yang memenuhi standar rendah sulfur dengan kandungan sulfur maksimal 50 ppm (parts per million) atau EURO 4 di Indonesia, yaitu diesel (B35) CN 51, bensin RON 95, dan bensin RON 98. BBM lainnya, seperti bensin RON 90, bensin RON 91, dan diesel CN 48 masih memiliki kandungan sulfur di atas 50 ppm, namun diharapkan dapat memenuhi standar tersebut secara bertahap.
Rachmat juga menyebutkan bahwa BBM bersubsidi saat ini memiliki kandungan sulfur sebanyak 500 ppm, yang masih jauh dari standar yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yaitu maksimal 50 ppm untuk memenuhi standar emisi gas buang EURO 4.
Studi dari Vital Strategies dan Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 2019 menunjukkan bahwa emisi gas buang dari kendaraan bermotor merupakan kontributor terbesar polusi udara di Indonesia, baik di musim hujan maupun panas. Rachmat menekankan pentingnya penyediaan BBM ramah lingkungan untuk mengatasi masalah polusi udara.
Peneliti Senior dari Institute of Essential Services Reform (IESR), Julius Christian Adiatma, mengungkapkan bahwa sektor transportasi menyumbang 47 persen polusi udara di perkotaan. Menurutnya, peningkatan kualitas BBM adalah langkah efektif untuk mengurangi polusi udara dan penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Dia menambahkan bahwa dengan peningkatan kualitas BBM sesuai standar EURO 4, polusi udara dapat berkurang lebih dari 70-90 persen.***