PAGARBISNIS.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati optimistis bahwa ekonomi Indonesia pada semester II 2024 mampu tumbuh di atas 5 persen hingga 5,2 persen. Pertumbuhan ini didorong oleh permintaan domestik yang tetap terjaga dan inflasi yang terus berada pada tingkat rendah. Hal ini disampaikan Menkeu dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI pada Senin, 8 Juli 2024.
Namun, Sri Mulyani juga mengingatkan bahwa lingkungan global masih sangat dinamis. Perubahan pemerintahan hasil pemilu di Amerika Serikat dan Eropa, serta ketegangan geopolitik yang meningkat, dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional.
Analis ekonomi memprediksi bahwa beberapa tantangan akan dihadapi pada triwulan II 2024. Tantangan ini termasuk inflasi inti yang masih rendah, yang menunjukkan penurunan daya beli masyarakat, dan inflasi yang berasal dari harga pangan yang tetap tinggi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi inti pada Mei 2024 sebesar 0,17 persen secara bulanan, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,29 persen. Selain itu, suku bunga tinggi masih membayangi sektor industri dan perdagangan, serta kinerja pasar modal yang tidak menunjukkan perubahan signifikan.
Kondisi perekonomian global hingga paruh pertama tahun ini masih belum membaik, menyebabkan pertumbuhan ekonomi global stagnan akibat konflik geopolitik yang berkepanjangan. Penundaan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral di negara maju juga menyebabkan mata uang Indonesia melemah hingga Rp 16.400 per dolar AS.
Meski demikian, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan mencapai rata-rata 5,1 persen per tahun dari tahun 2024 hingga 2026. Proyeksi ini tetap optimistis meskipun terdapat hambatan seperti turunnya harga komoditas dan meningkatnya ketidakpastian geopolitik. Menurut Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Carolyn Turk, kesuksesan kinerja ekonomi Indonesia sebagian besar berkat kerangka kebijakan ekonomi makro yang kuat, yang membantu menarik investasi.
Untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi, penting bagi pemerintah Indonesia untuk menjaga kebijakan makro yang bijaksana, kredibel, dan transparan, serta menciptakan ruang fiskal yang memungkinkan pengeluaran prioritas untuk perlindungan sosial dan investasi. Dengan dasar kebijakan ekonomi yang kuat dan transparan, optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 diharapkan dapat tercapai.***