Loading...

Sektor Perdagangan Buktikan Kontribusi Signifikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Wakil   Menteri   Perdagangan Jerry   Sambuaga menyebutkan,   sektor perdagangan  terbukti  mampu  memberikan  kontribusi  signifikan  terhadap  pertumbuhan  ekonomi.

Kontribusi ekspor barang dan jasa terhadap produk domestik bruto (PDB)Indonesia terus meningkat menjadi 24,49 persen pada  2022.  Hal  ini  disampaikan  dalam diskusi  publik yang  digelar  Eurochamdi Jakarta.

Dialog public tersebut menyoroti tema "Fostering Quality Growth and Global Integration". Turut hadir Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto; Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincet Piket; dan Direktur Utama HSBC IndonesiaFrancois de Maricourt.

"Sektor  perdagangan  terbukti  mampu  memberikan  kontribusi  signifikan  terhadap   pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan  ekonomi  Indonesia  pada  2022  mencapai 5,3 persen  atau 3,2 persen  lebih tinggi  dari  rata–rata  pertumbuhan  ekonomi  dunia  dan  juga  lebih  tinggi  dari  beberapa  negara  maju seperti  Amerika  Serikat,  Korea  Selatan, Tiongkok,  dan  Uni  Eropa. Inflasi  Indonesia  pada  2022  juga tetap 5,51persen ataurelatif berimbang jika dibandingkan dengan sejumlah negara G20 dan ASEAN," ungkap Wamendag Jerry.

Wamendag Jerry menjelaskan, neraca perdagangan Indonesia pada 2022 juga mengalami surplus USD 54,53 miliar. Nilai ini adalah rekor tertinggi dalam sejarah. Surplus tersebut diperoleh dari ekspor yang mencapai  USD  291,98  miliar  dan  impor  USD  237,45  miliar.

Sementara pada  Februari  2023,  neraca perdagangan Indonesia juga mencatat surplus sebesar 5,48 miliar dolar AS.Dalam  hal  mitra  dagang,  tiga  negara  mitra  dagang  terbesar  yang  berkontribusi  terhadap surplus neraca perdagangan nonmigas pada 2022 adalah Amerika Serikat sebesar USD 18,89 miliar, India USD 16,16 miliar, dan Filipina USD 11,41 miliar.

Sementara berdasarkan komoditas ekspor nonmigas, yang berkontribusi dalam  meningkatkan  surplus  adalah lemak hewan/sayuran sebesar  USD  34,83  miliar, bahan bakar mineral USD 26,10 Miliar, serta besi dan baja USD 13,89 Miliar.

Wamendag  Jerry juga  menegaskan, Kementerian  Perdagangan  berkomitmen  mendorong  kinerja sektor  perdagangan  Indonesia,  salah  satunya  melalui  perjanjian  perdagangan  internasional.

Saat  ini, Indonesia  sudah  memiliki  34  perjanjian  perdagangan  internasional. Melalui  perjanjian  ini, pelaku usaha mendapatkan fasilitas  jalan tol  untuk  ekspor  ke Uni Emirat  Arab,  Pakistan,  Jepang,  Korea, dan negara mitra dagang lainnya.

Pada Januari  lalu,  Indonesia-Korea Comprehensive  Economic  Partnership  Agreement (CEPA) dan Regional  Comprehensive  Economic  Partnership  (RCEP) mulai  berlaku.  Selanjutnya, Indonesia-UEA CEPA saat  ini  sedang  dalam  proses  ratifikasi.  

Wamendag  Jerry menargetkan IUEA CEPA dapat diberlakukan pada kuartal kedua 2023."Selain  itu,  pemerintah sedang  melakukan  16  negosiasi  perjanjian  dan  mengeksplorasi 17  negosiasi lainnya  dengan  negara  mitra dan  blok  perdagangan.  Kami  berharap  pelaku  usaha  Indonesia  dapat memanfaatkan perjanjian dagang ini dan Kementerian Perdagangan selalu ada untuk memfasilitasi,"ucap Wamendag Jerry.

Strategi  lain  yang  mendorong  kinerja  sektor  perdagangan,  imbuh  Wamendag  Jerry, adalah  dengan mendiversifikasi  destinasi  ekspor  dan  melaksanakan  misi  perdagangan  ke  pasar  non-tradisional. Afrika,  misalnya,  memiliki  populasi  1,39  miliar,  Timur  Tengah populasi  255  juta,  dan  Asia Selatan dengan populasi 1,88 miliar adalah cerminan potensi besar yang tidak bisa dilewatkan begitu saja.

Dengan  demikian, Kementerian  Perdagangan  akan  melaksanakan  misi  perdagangan  ke  negara  mitra non-tradisional  lainnya  di  Afrika,  Timur  Tengah,dan  Asia  Selatan tahun  ini.  Hal  ini termasuk  India, Pakistan, Bangladesh, Mesir, dan Maroko.

"Kami  mengeksekusi  strategi ini karena  misi  perdagangan terbukti  memberikan  hasil  nyata. Yang terbaru adalah  misi  perdagangan  ke  Arab  Saudi  yang  berhasil  menghasilkan delapan transaksi perdagangan    dengan    nilai    transaksi USD 155    juta.    Kami juga    telah    berhasil    mendorong penandatanganan  nota  kesepahaman  tentang  ikan  dan  produk  olahan  dalam  berbagai  paket  untuk memenuhi kebutuhan jamaah haji dan umrah,"ungkap Wamendag Jerry.

Dalam kesempatan tersebut, Wamendag Jerry juga menerangkan, Indonesia kembali akan memegang tongkat  kepemimpinan  ASEAN  setelah  sukses  menyelenggarakan  G20  pada  2022. Kementerian Perdagangan bertekad memanfaatkan  momentum  ini  untuk  mendorong  kepentingan  Indonesia, terutama dalam meningkatkan kinerja perdagangan. Dengan  mengusung  tema  "ASEAN  Matters:  Epicentrum  of  Growth",  ASEAN  semakin  relevan  dan penting  dalam  mengatasi  dinamika  geopolitik,  dengan  ASEAN  sebagai  pusat  pertumbuhan  regional dan  dunia  yang  mendukung  ekonomiregional  yang  semakin  tangguh.

Di  ASEAN  Chairmanship  2023, Indonesia fokus  pada tujuh  capaian(Priority  Economic  Deliverables/PED)  di  bawah  pengawasan Menteri Ekonomi ASEAN (AEM). Selain itu, Kementerian Perdagangan juga akan melaksanakan empat agenda tambahan (sideevents) selama kepemimpinan ASEAN yang rencananya akan dilaksanakan di sela-sela rapat tingkat menteri. "Keempat   kegiatan   tersebut   adalah peluncuran   fisik Hari   Penjualan   Online   ASEAN   (AOSD); pelaksanaan  seremonial  penuh RCEP;  peluncuran ASEAN Tariff  Finder; penyelesaian studi Digital Economy  Framework  Agreement (DEFA) Studi  dan peluncuran  negosiasi.

"Diharapkan  keketuaan Indonesia  di  ASEAN  Chairmanship  2023 semakin  mendorong  ASEAN, khususnya  Indonesia,menjadi pusat pertumbuhan kawasan dan dunia," pungkas Wamendag Jerry.