Presiden Prabowo Subianto memberikan izin kepada Indonesia untuk mengekspor beras ke sejumlah negara, seiring dengan meningkatnya produksi beras dalam negeri yang melimpah.
Namun demikian, Presiden tidak merinci negara-negara tujuan ekspor tersebut. Baru-baru ini, Pemerintah Malaysia menyampaikan keinginannya untuk membeli beras dari Indonesia.
“Saya mendapat laporan dari Menteri Pertanian dan Menko Pangan bahwa beberapa negara telah meminta pasokan beras dari kita. Saya setujui! Saya instruksikan untuk mengirimkan beras ke mereka,” ujar Presiden saat memberikan sambutan dalam acara peluncuran Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu.
Presiden juga menambahkan bahwa harga jual beras ke negara lain tidak harus tinggi, terutama jika pertimbangan kemanusiaan menjadi prioritas.
“Kalau perlu, demi alasan kemanusiaan, jangan sampai kita terlalu mengutamakan keuntungan. Yang penting biaya produksi, pengangkutan, dan administrasi tertutupi. Kita harus menunjukkan bahwa bangsa Indonesia kini bukan bangsa yang hanya meminta-minta, tetapi mampu berbagi dan membantu bangsa lain,” tutur Presiden Prabowo.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden mengungkapkan bahwa Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melaporkan lonjakan produksi beras nasional dalam 3–4 bulan terakhir.
Untuk memastikan hasil panen petani dapat tertampung dengan baik, Presiden memerintahkan seluruh elemen, termasuk BUMN, TNI, dan Polri, untuk mempercepat pembangunan fasilitas penyimpanan.
“Saya sudah minta semua pihak, baik BUMN, TNI, maupun Polri, untuk turun tangan langsung. Saya akan sediakan anggaran khusus guna membangun gudang-gudang sementara yang ekonomis. Manfaatkan lahan milik TNI, Polri, atau pemerintah. Intinya, seluruh hasil panen petani harus bisa disimpan dengan aman,” tegasnya.
Presiden juga menyampaikan rencananya untuk mengembangkan Koperasi Desa Merah Putih sebagai pusat penyimpanan hasil panen masyarakat desa, termasuk beras. Ia menargetkan pembangunan 70.000 hingga 80.000 koperasi di berbagai wilayah.
“Nantinya, tiap koperasi akan dilengkapi gudang. Berapa pun hasil panen di desa, pasti aman karena sudah ada tempat penyimpanannya,” ungkap Presiden.
Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang turut mendampingi Presiden, mengungkapkan bahwa penyerapan beras hingga April 2025 mencatatkan rekor tertinggi dalam satu dekade terakhir. Stok beras nasional bahkan menembus angka 3 juta ton.
“Kita mencetak rekor hari ini: stok beras mencapai 3 juta ton. Ini adalah yang tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Berdasarkan data yang kami peroleh, belum pernah ada angka setinggi ini sebelumnya,” terang Mentan Amran.
Dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Sumatera Selatan, Rabu, Presiden menghadiri kegiatan tanam raya serentak di Kabupaten Ogan Ilir, kemudian melanjutkan ke acara peluncuran Gerakan Indonesia Menanam di Kabupaten Banyuasin.
Selama kunjungan tersebut, Presiden Prabowo didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, serta Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru.
Selain itu, turut hadir juga Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali.***
Ilustrasi: Alief Baldwin/Pexels