PAGARBISNIS.COM- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menekankan pentingnya penggunaan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan sektor perumahan.
"Penggunaan teknologi digital sangat penting dalam pembangunan rumah yang layak huni untuk masyarakat. Selain teknologi yang membuat rumah tahan gempa, kami juga berupaya memanfaatkan teknologi digital untuk memantau proses pembangunan dan kondisi rumah yang telah dihuni," kata Basuki Hadimuljono dalam acara Proptech di Jakarta pada hari Jumat.
Kementerian PUPR mengungkapkan bahwa penerapan teknologi digital dalam sektor perumahan adalah kunci untuk meningkatkan efisiensi, kenyamanan, dan keamanan dalam manajemen serta pengelolaan properti. Teknologi digital diharapkan dapat menciptakan pengalaman yang lebih baik bagi masyarakat.
Digitalisasi dianggap penting untuk menciptakan ekosistem perumahan yang lebih efisien dan terintegrasi, mencakup semua tahap dari persiapan lahan hingga perencanaan, perizinan, pemasaran, konstruksi, transaksi jual beli, pemanfaatan, dan pengelolaan.
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto, menjelaskan bahwa Proptech Convention and Expo adalah bagian dari perayaan Hari Perumahan Nasional (Hapernas) XVI Tahun 2024 yang akan diadakan pada 25 Agustus 2024.
Tema untuk Hapernas XVI adalah "Digitalisasi Perumahan," yang menekankan penerapan teknologi digital dalam sektor perumahan untuk meningkatkan efisiensi, kenyamanan, dan keamanan serta memberikan pengalaman yang lebih baik bagi masyarakat.
Iwan menambahkan bahwa acara PropTech Convention and Expo diharapkan menjadi platform untuk publikasi dan koordinasi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kementerian/Lembaga, lembaga keuangan, investor, pengembang, industri material, penyedia tenaga kerja, dan start-up teknologi aplikasi digital di bidang perumahan.
"Acara ini juga diharapkan menjadi bentuk komitmen negara dalam memastikan ketersediaan hunian layak bagi semua lapisan masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), sambil menciptakan iklim usaha yang kondusif di sektor perumahan dan properti," pungkas Iwan.***