Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) terus berupaya mendorong pertumbuhan wirausaha baru di tanah air melalui pemberdayaan industri kreatif, terutama untuk perajin dan pelaku startup.
Menurut Siti Azizah, Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM, industry kreatif Indonesia sudah berkembang menjadi sektor yang sangat potensial. Industri kreatif, terutama kerajinan, didukung oleh sumber bahan baku alami yang melimpah, keragaman budaya di seluruh negeri, dan kearifan lokal dalam bentuk keahlian para perajin.
"Kita dikaruniai sumber daya alam yang sangat besar dan melimpah serta sumber daya yang kreatif, untuk mengolah potensi tersebut menjadi usaha dan produk bernilai tinggi," paparnya.
Karena kriya menjadi salah satu dari kelompok industri kreatif yang sudah memiliki jaringan pasar yang luas di mancanegara seperti Eropa dan Amerika Serikat, Azizah mengatakan bahwa industri kerajinan nasional dapat berkontribusi besar pada devisa negara melalui capaian produk ekspornya.
"Ekspor industri kerajinan mencapai 829 juta dolar AS pada 2020, naik menjadi 916 juta dolar AS pada 2021, dan mencapai 949 juta dolar AS pada 2022, berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian," kata Azizah.
Selain itu, menurut Azizah, salah satu karakteristik utama period 4.0 adalah penggunaan platform digital serta kebutuhan sinergi dan kerja sama agar bisnis tidak lagi bekerja sendiri.
Menurutnya, semua pihak, terutama yang terlibat dalam industri kreatif, harus bekerja sama untuk membangun ekosistem yang kuat dan menciptakan lingkungan yang mendukung kemajuan.
Dia mengatakan bahwa semua pihak, khususnya yang terlibat dalam industri kreatif, harus bekerja sama untuk membangun ekosistem yang kuat dan menciptakan lingkungan yang ramah, terutama untuk kemajuan industri kerajinan nasional.
Azizah mengatakan, Entrepreneur Hub dapat menjadi solusi dalam pengembangan ekosistem bisnis industry kerajinan nasional, sebagai medium kolaborasi berbagai stakeholder.
Program Entrepreneur Hub diluncurkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM melalui Deputi Bidang Kewirausahaan. Ini membantu pengembangan wirausaha dengan bekerja sama dengan perguruan tinggi, pemerintah daerah, sektor swasta, komunitas, dan lembaga terkait lainnya.
Di Medan, Entrepreneur Hub memiliki banyak agenda. Ini termasuk diskusi interaktif dengan Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki bersama mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) serta workshop dan bootcamp untuk calon wirausaha dan wirausaha pemula.
Untuk memberikan pemahaman lebih lanjut tentang pengembangan usaha, 150 pelaku usaha muda potensial dari Sumatera Utara terdaftar di workshop. Selain itu, mereka melakukan kunjungan lapang ke Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM, Shopee Campus, dan UMKM unggulan di Kota Medan.
Azizah mengatakan, workshop ini diharapkan mampu menjadi medium untuk meningkatkan kapasitas perajin dan pelaku usaha kerajinan, terutama dalam hal branding produk, manajemen usaha, channel digital, dan yang terpenting adalah mentality berwirausaha.
Selain workshop, KemenkopUKM bekerja sama dengan BPRI USU Enterprise, Badan Pengembangan Riset Inovasi Universitas Sumatera Utara, untuk mengadakan Bootcamp untuk meningkatkan kapasitas startup potensial di industri kreatif, terutama di bidang TI dan komunikasi.
Azizah menyatakan bahwa sebanyak 20 startup yang dipilih akan dibina melalui proses inkubasi usaha yang dimulai dari Bootcamp, dilanjutkan dengan Klinik Coaching terkonsentrasi, dan diakhiri dengan kegiatan Demo Day, yang akan memberi para startup kesempatan untuk mempresentasikan model bisnis mereka kepada investor, angel investor, lembaga pembiayaan, dan potensial mitra bisnis.
Azizah ingin workshop dan bootcamp ini bermanfaat dan membangun ekosistem kewirausahaan yang mendukung seluruh industri kreatif. "Kami berharap agar pemerintah daerah setempat melanjutkan program ini dengan dukungan seluruh pihak terkait, termasuk perguruan tinggi."