Loading...

Pelaku Pasar Sambut Positif Pelantikan Prabowo-Gibran

 

Ekonom dan praktisi pasar modal Hans Kwee menyatakan bahwa pelaku pasar keuangan akan memberikan sambutan positif terhadap pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang berlangsung baru-baru ini.

Hans juga menambahkan bahwa pasar akan merespons baik jika Sri Mulyani Indrawati kembali ditunjuk sebagai Menteri Keuangan. "Rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan pasar obligasi menunjukkan penguatan. IHSG berpotensi naik dengan dukungan di level 7.600 hingga 7.521 dan resistance di level 7.800 hingga 7.950," jelasnya dalam wawancara dengan ANTARA di Jakarta.

Dia juga menjelaskan beberapa faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pasar, termasuk data ekonomi Amerika Serikat, kebijakan European Central Bank (ECB), stimulus dari China, dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Dari AS, data penjualan ritel dan klaim pengangguran menunjukkan hasil yang lebih baik dari yang diperkirakan, yang meningkatkan kemungkinan pemotongan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan November mendatang.

Hans mengungkapkan bahwa potensi pemotongan hingga 44 basis poin menjelang akhir tahun menandakan bahwa November mungkin menjadi bulan terakhir untuk pemotongan suku bunga 2024, terutama dengan kemungkinan kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS yang akan datang. Kebijakan Trump, yang lebih agresif, dapat memicu inflasi lebih tinggi dan berdampak pada kenaikan yield obligasi serta penguatan dolar.

Dari Eropa, dia menyoroti bahwa keputusan ECB untuk memotong suku bunga acuannya berpotensi positif bagi pasar, meskipun ekonomi Eropa masih menghadapi perlambatan. Selain itu, stimulus dari China diharapkan dapat memperkuat pasar keuangan, khususnya pasar saham, karena ekonomi China memerlukan dukungan lebih untuk mengatasi tantangan yang ada.

Harga minyak diprediksi melemah seiring dengan kondisi ekonomi China yang lemah, sementara potensi perdamaian di Timur Tengah dapat mempengaruhi harga minyak, terutama setelah kematian pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, yang menambah ketidakpastian.