Loading...

OJK Yakin Indonesia Tetap Jadi Primadona Investasi di Tengah Gejolak Pasar

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tetap optimistis bahwa Indonesia akan terus menjadi destinasi investasi yang menarik bagi investor, baik domestik maupun asing, meskipun fluktuasi jangka pendek tidak dapat dihindari.

Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, optimisme ini didasarkan pada pertumbuhan ekonomi yang kuat, reformasi struktural yang berkelanjutan, serta berbagai peluang investasi yang menjanjikan.

Ia menegaskan bahwa OJK berkomitmen untuk menjaga stabilitas pasar, meningkatkan kepercayaan investor, serta memastikan perkembangan pasar modal yang berkelanjutan. OJK juga memahami bahwa aliran modal asing, baik masuk maupun keluar, merupakan bagian dari dinamika pasar keuangan global.

Meski demikian, fundamental ekonomi Indonesia tetap kokoh, didukung oleh konsumsi domestik yang solid, stabilitas sektor keuangan, serta kebijakan proaktif dari pemerintah dan regulator.

Untuk memperkuat kepercayaan pasar dan menarik investasi jangka panjang, OJK bekerja sama dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bank Indonesia (BI), serta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam menerapkan strategi yang mencakup peningkatan likuiditas pasar, penguatan tata kelola perusahaan, peningkatan transparansi, serta promosi pasar modal Indonesia sebagai tujuan investasi yang menarik.

Inarno menjelaskan bahwa keputusan investasi asing sangat dipengaruhi oleh dinamika keuangan global. Oleh karena itu, stabilitas dan pertumbuhan berkelanjutan menjadi faktor utama yang diperhatikan. OJK, bersama dengan Self-Regulatory Organization (SRO) serta pemangku kepentingan lainnya, terus melakukan penilaian dan menyiapkan kebijakan untuk menjaga stabilitas pasar modal serta memberikan perlindungan kepada investor.

Ia optimistis bahwa dengan fundamental ekonomi yang solid dan perbaikan kebijakan yang terus dilakukan, pasar modal Indonesia akan tetap menarik bagi investor asing.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (7/3) ditutup menguat di tengah tren pelemahan bursa saham Asia. IHSG tercatat naik 18,15 poin atau 0,27 persen ke level 6.636,00.

Namun, dalam satu bulan terakhir, IHSG mengalami penurunan sebesar 0,18 persen, sementara dalam tiga bulan terakhir mengalami pelemahan hingga 10,78 persen.