Konflik yang terjadi di Timur Tengah tidak berdampak secara signifikan pada perdagangan Indonesia ke Iran dan Israel.
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, nilai ekspor Indonesia ke Iran hanya mencapai 195,13 juta dolar atau kira-kira sebesar 2,15 persen terhadap total ekspor Indonesia ke Timur Tengah. Sementara nilai ekspor Indonesia ke Israel hanya sebesar 165,77 juta dolar AS atau sekira 1,83 persen dari total ekspor Indonesia ke Timur Tengah.
"Jadi secara dampak langsung (konflik Iran-Israel) melalui perdagangan akan relatif minimal," ujar Amalia di Jakarta.
Komoditas utama ekspor ke Iran meliputi buah-buahan, kendaraan dan bagiannya serta berbagai produk kimia. Sementara Israel, komoditas utama ekspornya antara lain lemak dan minyak hewan/nabati, alas kaki, serta mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya.
Disebutkan, nilai impor Indonesia ke Iran sebesar 11,72 juta dolar AS atau 0,12 persen terhadap total impor Timur Tengah dan Israel sebesar 21,93 juta dolar atau 0,22 persen dari total impor Timur Tengah.
BPS juga mencatat, nilai perdagangan internasional ke Timur Tengah mencapai 19,20 miliar dolar AS sepanjang 2023 atau 3,99 persen terhadap total nilai perdagangan dengan seluruh negara.
"Dari total tersebut, nilai ekspor Indonesia ke kawasan Timur Tengah sebesar 9,06 miliar dolar AS atau 3,50 persen terhadap total ekspor dan nilai impor sebesar 10,13 miliar dolar AS atau kira-kira 4,57 persen terhadap total impor," kata Amalia.
Adapun tiga negara dengan nilai perdagangan terbesar sepanjang 2023 adalah Arab Saudi (2,08 miliar dolar AS), Uni Emirat Arab (2,65 miliar dolar AS), dan Oman (0,34 miliar dolar AS).
Sementara komoditas utama migas dan non migas yang diekspor ke negara tersebut antara lain kendaraan dan bagiannya, lemak dan minyak hewani/nabati, kayu dan barang dari kayu, logam mulia dan perhiasan/permata, dan bahan bakar mineral. ***