PAGARBISNIS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) merasa bersyukur atas pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap berada pada angka yang cukup baik meskipun kondisi perekonomian global sedang tidak stabil.
Jokowi menilai bahwa selain ekonomi, stabilitas politik Indonesia juga cukup baik, mengingat situasi geopolitik dunia yang sedang bergejolak, termasuk perang dagang yang meningkat dan perubahan iklim yang signifikan.
"Alhamdulillah, kita patut bersyukur karena ekonomi dan politik Indonesia sangat stabil. Ekonomi tetap tumbuh di atas 5 persen. Pada kuartal I-2024, kita mencatat pertumbuhan sebesar 5,11 persen," kata Jokowi di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Senin (8/7).
Jokowi menjelaskan bahwa kondisi ekonomi yang baik ini terjadi karena inflasi yang tetap terkendali. Hal ini dicapai melalui pertemuan rutin setiap Senin antara Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Dalam Negeri dengan para kepala daerah untuk mengendalikan inflasi di setiap wilayah.
Namun, Jokowi juga menekankan bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, Indonesia harus tetap kompetitif dengan negara lain dan mampu memanfaatkan setiap peluang yang ada. Ia juga mengingatkan pentingnya menjalankan akuntabilitas dan fleksibilitas secara seimbang.
"Kita tidak boleh terjebak dalam prosedur yang hanya berorientasi pada proses. Kita harus lebih fokus pada hasil," ujarnya.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2024 mencapai 5,11 persen secara tahunan (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal I 2023 yang sebesar 5,04 persen.
Plt. Kepala BPS, Amalia Widyasanti, menyatakan bahwa capaian ini merupakan pertumbuhan ekonomi kuartal I tertinggi dalam lima tahun terakhir. "Ini adalah pertumbuhan triwulan I tertinggi sepanjang periode 2019 hingga 2024," ujarnya dalam konferensi pers.
Sejarah mencatat bahwa pada kuartal I 2019, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,06 persen, lalu turun pada 2020 menjadi 2,97 persen akibat pandemi. Pada 2021, pertumbuhan lebih anjlok menjadi 0,69 persen. Namun, pada kuartal I 2022, ekonomi mulai bangkit dengan pertumbuhan 5,02 persen dan naik tipis menjadi 5,04 persen pada 2023.
Pada kuartal I 2024, ekonomi Indonesia berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) tercatat sebesar Rp5.288,3 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (ADHK) sebesar Rp3.112,9 triliun.
Bila dilihat dari lapangan usahanya, semua sektor mengalami pertumbuhan positif kecuali pertanian yang terkontraksi 3,54 persen akibat penurunan produksi karena fenomena El Nino.
"Pertanian terkontraksi disebabkan oleh penurunan produksi komoditas pertanian pada awal 2024, khususnya tanaman pangan, karena fenomena El Nino yang berdampak pada paruh kedua 2023," jelas Amalia.
Sektor-sektor dengan kontribusi tertinggi terhadap ekonomi seperti industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, hingga pertambangan mencatatkan pertumbuhan positif.***