Pembangunan transportasi massal adalah salah satu cara menekan kemacetan dan polusi udara, terutama di wilayah DKI Jakarta. Hingga saat ini, di DKI Jakarta sudah ada MRT, LRT, KRL. “Menggunakan angkutan massal supaya tidak macet dan tidak polusi,” papar Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi setelah menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT MRT Jakarta dengan Sojitz Corporation di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta..
Menhub Budi mengimbau masyarakat khususnya yang berada di wilayah DKI Jakarta supaya menggunakan transportasi umum sehingga dapat menekan kemacetan dan polusi udara.
“Penggunaan angkutan massal di Jakarta pun belum terlalu tinggi, jadi saya mengajak ayo menggunakan angkutan massal,” ucap Budi.
Menurut Budi, DKI Jakarta akan menjadi kota percontohan dalam penyediaan transportasi massal bagi daerah-daerah di Indonesia. “Berulang kali saya sampaikan bahwa Jakarta adalah satu contoh untuk kota-kota yang lain dan angkutan massal adalah suatu hal yang penting bagi setiap kota yang ada di Indonesia,” jelasnya.
Ia menegaskan, pemerintah terus berupaya meningkatkan mobilitas dan aksesibilitas transportasi bagi masyarakat. “Memang apa yang dicanangkan oleh Bapak Presiden (Joko Widodo) berapa tahun yang lalu berkaitan dengan MRT adalah benar. Dan benar Pak Gubernur bahwa Jakarta adalah salah satu contoh dari pada transformasi perkotaan,” papar Budi.
PT MRT Jakarta (Perseroda) dan Sojitz Corporation perusahaan dari Jepang melakukan penandatanganan kerja sama perjanjian perancangan dan pembangunan CP205 fase 2A MRT Jakarta, yaitu sistem perkeretaapian dan rel (track).
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta (Perseroda) Weni Maulina dan Assistant General Manager, Airport, and Transportation Infrastructure Department Sojitz Corporation Naoki Kazama dan disaksikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi, Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, dan Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat.
Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat menyampaikan bahwa proses tender CP205 menggunakan international competitive bidding dengan periode kontrak berlangsung selama 75 bulan, yaitu hingga akhir 2029.
Tuhijat mengatakan CP205 merupakan bagian dari paket kontrak kerja pembangunan MRT Jakarta fase 2A. Paket kontrak CP205 meliputi gardu induk, sistem distribusi daya, listrik aliran atas, persinyalan, telekomunikasi, Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA), rel dan pintu tepi peron.
“Nilai kontraknya sebesar Rp4,2 triliun. CP205 akan mendukung operasional MRT Jakarta dari Bundaran HI hingga Kota,” ungkap Tuhiyat.***