Loading...

Jaga Pasokan, Begini Kebijakan Pengendalian Minyak Goreng Pasca Lebaran

Pemerintah memperbarui  kebijakan  pengendalian  minyak  goreng  untuk menjaga pasokan minyak goreng dalam negeri yang menggunakan skema alokasi domestic (domestic market obligation/DMO).

Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) Kementerian Perdagangan, Kasan,  mengatakan  bahwa  pembaruan kebijakan diperlukan  untuk  menjaga  pasokan  minyak  goreng domestik selepas momentum bulan puasa dan Lebaran 2023.Kebijakan tersebut akan diberlakukan per 1 Mei 2023.

"Terhadap besarnya hak ekspor yang dimiliki pelaku usaha hingga saat ini dan untuk menjaga pasokan minyak  goreng  dalam  negeri  dengan  skema DMO agar  tetap  stabil,  perlu  ada  perubahan  kebijakan terkait  pengendalian  minyak  goreng," kata   Kasan   dalam 'Media   Briefing Perubahan   Kebijakan Pengendalian Minyak Goreng Pasca-Lebaran Tahun 2023' Kamis (27/4) di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta.

Terdapat  empat poin  kebijakan  yang  kembali  diatur,  yaitu besaran  kewajiban  DMO  yang diturunkan, rasio  pengali  dasar  untuk  DMO  minyak  goreng  curah yang  juga  diturunkan,  insentif  pengali  minyak goreng kemasan yang dinaikkan, dan deposito hak ekspor minyak goreng yang akan dicairkan secara bertahap.

"Pertama, besaran kewajiban DMO 450 ribu ton  per  bulan  dikembalikan  ke  300  ribu  ton  per  bulan berdasarkan kapasitas terpasang sesuai Keputusan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2022,yang akan berlaku pada Mei 2023," kata Kasan.

Kasan melanjutkan, poin kedua adalah menurunkan rasio pengali dasar untuk kegiatan ekspor dari 1:6 menjadi 1:4. Poin ketiga yaitu menaikkan insentif pengali untuk minyak goreng kemasan sehingga dapat meningkatkan proporsi minyak goreng kemasan MINYAKITA dibanding minyak goreng curah.

"Insentif pengali  untuk  minyak  goreng  kemasan  dinaikkan  menjadi  2  untuk  kemasan  bantal  dan  2,25  untuk kemasan selain bantal, misalnya standing pouchdan botol,"kata Kasan.

Dirjen  Perdagangan  Dalam  Negeri  Kemendag  Isy  Karim  menambahkan,diturunkannya rasio  pengali dasar dan dinaikkannya insentif pengali minyak goreng kemasan ditujukan untuk meningkatkan daya tarik minyak goreng kemasan sebagai DMO.

"Meskipun rasio pengali turun dari 1:6 ke 1:4, insentif pengali untuk minyak goreng kemasan dinaikkan dari 1,5ke  2  untuk  kemasan  bantal  dan  dari 1,75ke  2,25  untuk  kemasan  selain  bantal.  Dengan ini, secara akumulatif tetap akan menjadi besar. Kami harap dengan menaikkan insentif pengali kemasan, maka minyak goreng kemasan akan lebih menarik untuk DMO,"kata Isy.

Sementara itu, untuk poin  keempat terkait  hak  ekspor,  pemerintah  akan  mencairkan deposito  hak ekspor secara  bertahap  selama  sembilan  bulan.

Menanggapi  pencairan  deposito  hak  ekspor, Dirjen Perdagangan  Luar  Negeri  Kemendag Budi  Santoso  mengatakan, hak  ekspor  yang didepositokan  akan mulai  dicairkan  per bulan Mei  2023. "Hak ekspor  yang  didepositokan  sekitar  3,03 juta  ton  akan dicairkan  per  1  Mei  selama  sembilan  bulan  ke  depan  sampai  Januari  2024,  maka  rata-rata  yang dicairkan adalah 336 ribu ton per bulannya," kata Budi.

Budi  menambahkan,  hak  ekspor  yang  belum  direalisasikan  saat  ini  berkisar  6,9  juta  ton  di  luar  hak ekspor  yang  didepositokan.  Rata-rata  ekspor per  bulan  saat  ini  1,86  juta ton dalam periode  Januari–Maret 2023. "Saya pikir hal ini tidak akan mengganggu kinerja ekspor kita,"kata Budi.

Kasan melanjutkan,  pembaruan  kebijakan  tersebut sesuai  dengan  hasil Rapat Koordinasi Evaluasi tentang Kebijakan Minyak  Goreng pada  18  April  2023  lalu  bersama  Menteri  Koordinator  Bidang Kemaritiman  dan Investasi  (Menko  Marves)  Luhut  Binsar  Pandjaitan.

Kebijakan  sebelumnya  telah berhasil menjaga stabilitas harga minyak goreng domestik di tengah tingginya permintaan saat bulan Puasa  dan  Lebaran  2023. Namun, evaluasi dan  pembaruan  kebijakan dilakukan  untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pascabulan Puasa dan Lebaran.

"Semua kebijakan tersebut berlaku mulai 1 Mei 2023. Kami berharap agar minyak goreng rakyat, baik curah  maupun  kemasan,  akan  tetap  stabil,  terjangkau, dan  pasokannya  bisa  terus  dijaga  bersama seluruh kementerian, lembaga, dan pelaku usaha yang juga meliputi distributor serta pengecer,"kata Kasan.

Kasan mengatakan, kebijakan pengendalian minyak goreng berhasil menjaga stabilitas harga domestik, terutama saat bulan Puasa dan Lebaran 2023. Selain itu, saat ini harga tandan buah segar pun relatif stabil di kisaran Rp2.000/kg."Kebijakan pengendalian minyak goreng telah berhasil menjaga stabilitas harga minyak goreng di dalam negeri di tengah tingginya permintaan saat Ramadan dan Lebaran 2023. Kondisi harga minyak goreng  baik  kemasan  maupun  premium  saat  ini  dalam  keadaan  stabil,  baik  selama  Ramadan  dan setelah Lebaran, hingga hari ini,"kata Kasan.

Kasan pun berterima kasih kepada para pelaku usaha yang meliputi produsen, distributor, dan pengecer yang telah mendistribusikan minyak goreng baik dalam bentuk kemasan maupun curah. "Terima kasih atas kerja samanya yang baik selama puasa dan Lebaran. Terima kasih juga kepada kementerian dan lembaga yang menjadi tim perumusan kebijakan minyak goreng,"kata Kasan.