Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menyoroti pentingnya hilirisasi produk UMKM sebagai strategi utama untuk menciptakan lapangan kerja berkualitas, terutama dalam menghadapi ancaman deindustrialisasi. Teten menekankan bahwa UMKM seharusnya tidak hanya dilihat sebagai produsen makanan olahan seperti keripik atau kerupuk, melainkan juga memiliki peluang besar untuk menjadi pemasok bahan baku berkualitas bagi industri besar, baik lokal maupun internasional.
"Hilirisasi harus segera dilakukan oleh UMKM, dan pemerintah perlu menyediakan teknologi karena UMKM tidak memiliki akses tersebut," ujar Teten setelah pembukaan Cerita Nusantara 2024 di Jakarta.
Teten juga menggarisbawahi pentingnya mengubah pandangan terhadap UMKM, yang tidak hanya sebagai penopang ekonomi keluarga tetapi juga sebagai penggerak ekonomi nasional dan bagian integral dari industrialisasi. Salah satu cara agar UMKM dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing, menurutnya, adalah melalui adopsi teknologi modern.
Sebagai contoh, Teten menyebut UMKM kerajinan kulit di Garut yang berhasil meningkatkan kualitas produknya setelah pemerintah mendirikan Rumah Produksi Bersama (RPB) dengan teknologi canggih. Selain itu, fasilitas serupa juga dibangun di Aceh untuk pengolahan nilam, komoditas unggulan Indonesia yang berperan besar dalam industri parfum global.
Walaupun Indonesia menyumbang 96 persen bahan baku parfum dunia, Teten menekankan bahwa kualitas ekspor nilam masih dapat ditingkatkan melalui teknologi modern. Pembangunan fasilitas produksi bersama ini menjadi solusi untuk memperbaiki kualitas produk nilam. Teten juga menyebutkan bahwa banyak tanaman herbal di Indonesia yang berpotensi diolah menjadi bahan baku untuk industri kosmetik dan farmasi.
Lebih lanjut, Teten menegaskan bahwa UMKM berperan penting dalam menyediakan lapangan kerja berkualitas di seluruh Indonesia, terutama di wilayah yang berbasis sumber daya alam. Dengan demikian, UMKM memiliki peran signifikan dalam mencapai pemerataan pembangunan di berbagai daerah.
"UMKM harus dilihat sebagai penyedia lapangan kerja berkualitas, dan harus ada kebijakan investasi yang tepat. Jika industri manufaktur yang diharapkan tidak datang, maka UMKM akan menjadi tumpuan dalam penyediaan lapangan kerja," kata Teten.