Loading...

Ekspor dan Impor Tumbuh Pesat, Bukti Nyata Perbaikan Ekonomi

Kinerja ekspor dan impor Indonesia di bulan April 2022 ini menunjukkan kondisi yang lebih positif dibandingkan bulan dan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Nilai ekspor Indonesia pada April 2022 tercatat sebesar USD27,32 miliar, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, serta tumbuh sebesar 47,76 persen (year on year/yoy).

"Ini bukti nyata perbaikan struktur ekonomi yang fundamental. Pemerintah akan terus berupaya agar perbaikan ini berkesinambungan," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI Febrio Kacaribu dalam rilisnya, Selasa (17/05).

Febrio menjelaskan potensi penguatan nilai ekspor masih akan terus tinggi seiring tren positif harga komoditas di pasar global yang diperkirakan masih berlanjut ke depannya. Hal ini juga terus diimbangi dengan baik oleh pertumbuhan ekspor nonmigas yang konsisten kuat yakni 47,7 persen (yoy) sedangkan ekspor migas tumbuh 48,92 persen (yoy).

"Diharapkan dengan menguatnya ekspor dapat terus menopang surplus neraca perdagangan sehingga terus memberikan dampak positif bagi aktivitas sektor riil. Likuiditas yang meningkat yang diperoleh dari aktivitas ekspor memberikan dampak positif bagi aktivitas konsumsi dan investasi domestik, sehingga dapat menjaga momentum pemulihan ekonomi," kata Febrio.

Kualitas ekspor Indonesia yang terlihat semakin baik dapat dilihat dari pertumbuhan yang konsisten dari sektor manufaktur yang dimana menyumbang pertumbuhan 30 persen yaitu 27,29 persen (yoy).

"Sektor manufaktur adalah sektor yang memiliki nilai tambah tinggi dalam perekonomian, terutama dari sisi penciptaan lapangan kerja. Perbaikan sektor ini terpantau sejalan dengan penyerapan tenaga kerja pada Februari 2022," ujar Febrio.

Sementara itu, impor Indonesia di bulan April tahun 2022 tercatat tetap kuat meski sedikit melambat dari bulan sebelumnya pada USD19,76 miliar, atau tumbuh sebesar 21,97 persen (yoy). Secara tahunan, impor migas dan nonmigas masih tumbuh pesat sebesar 88,48 persen (yoy) dan 12,47 persen (yoy). Sedangkan berdasarkan penggunaannya, pada April 2022, impor bahan baku atau penolong, barang modal, dan barang konsumsi masih bertumbuh positif dan kuat sebesar 25,51 persen (yoy), 15,16 persen (yoy), dan 4,21 persen (yoy).

"Peningkatan nilai impor ini dipengaruhi oleh meningkatnya impor barang konsumsi yang mengindikasikan daya beli masyarakat yang semakin membaik," kata Febrio.

Dengan kinerja ekspor dan impor yang semakin membaik per April 2022 ini membuat Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan senilai USD7,56 miliar.

"Ini merupakan surplus tertinggi sepanjang sejarah mengalahkan rekor pada Oktober 2021 yang tercatat USD5,74 miliar," ujar Febrio.

Surplus neraca perdagangan yang tinggi akan berdampak semakin positif bagi produk domestik bruto (PDB) Indonesia di kuartal II 2022. Selain itu, hal ini juga turut menopang stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan risiko global sehingga menjadi bantalan stabilitas ekonomi Indonesia.

"Bila dibandingkan dengan tahun 2021, maka arah penguatan tahun 2022 diperkirakan jauh lebih baik. Hal ini disebabkan kondisi surplus neraca perdagangan yang lebih besar, serta pandemi yang semakin mengarah ke endemi yang memperkecil hambatan mobilitas," tutup Febrio.