Situasi perkembangan covid-19 di Jawa-Bali terus mengalami perbaikan yang signifikan. Koordinator PPKM Jawa-Bali, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi mengumumkan bahwa mayoritas kabupaten kota di Jawa Bali sudah turun dari tingkat kondisi yang perlu perhatian ekstra, yaitu level 4 ke level 3 dan 2. Di antaranya adalah Daerah Istimewa Yogyakarta berhasil turun ke level 3. Tinggal 11 kota kabupaten lagi di Jawa dan Bali yang masih berada pada level 4, termasuk Bali.
"Berita yang sangat baik adalah terjadi peningkatan yang signifikan pada jumlah kabupaten kota yang masuk kategori level 2 meningkat dari sebelumnya 27 menjadi 43 kabupaten kota. Semua ini tentunya adalah sesuatu yang patut kita syukuri, sebagai hasil dari kerja keras kita semua, namun tetap wanti-wanti agar jangan berlebihan merayakan perkembangan ini," papar dr. Reisa Broto Asmoro pada siaran pers perkembangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Rabu (8/9).
Dokter Reisa menegaskan, Indonesia masih berada dalam pandemi Covid-19. Kerja keras dan gotong-royong belum selesai. Bila euforia dibiarkan akan semakin terbuka risiko. "Kita lengah, mulai kendor disiplin menjalani protokol kesehatan, mulai sering melepas masker, jarang cuci tangan dan lupa menjaga jarak serta mulai coba-coba berkerumun," jelasnya.
Ia mengingatkan, kelengahan sekecil apapun yang dilakukan ujungnya akan terjadi peningkatan kasus. Apabila peningkatan melonjak drastis, rumah sakit dan tenaga kesehatan akan kewalahan, persediaan obat-obatan dan oksigen makin menipis dan tingkat kesembuhan akan menurun, fatality rate atau kematian akan bertambah. "Jangan ulangi kondisi juli lalu ini dan situasi akhir tahun lalu. Kita pasti sudah belajar banyak dari kejadian sebelumnya. Mari lebih baik dalam mencegah penularan," terangnya.
Menurutnya, ada tiga hal yang dipelajari dari wilayah level 2 yang masih konsisten menjaga tingkat kondisi covid-19. Pertama, tetap galakkan disiplin protokol kesehatan. Selain tentunya melindungi kita dari droplet, berguna juga mengurangi risiko kita menghirup udara berpolusi. Jadikan masker sesuatu yang trendy dan fashionable, tentunya dengan memperhatikan tingkat fitrasi tinggi dan efektivitas masker.
Kedua, lanjutnya, gencarkan vaksinasi, sapu habis kalau perlu ketuk pintu ke pintu sasaran vaksinasi lansia dan penyandangang disabilitas. Dua kelompok yang jumlah populasinya masih kurang cepat bertambah setiap harinya. Sisir juga tenaga kependidikan agar segera tervaksinasi semua dan pembelajaran tatap muka pun dapat diujicobakan dengan cepat.
Ketiga, batasi dan seleksi mobilitas. Caranya, biasakan menggunakan aplikasi peduli lindungi untuk masuk ke fasilitas umum. Masyarakat yang melakukan screening dengan penggunaan pedulilindungi di pusat perbelanjaan, pusat industry, sarana olahraga, dan ruang publik lainnya telah mencapai lebih dari 20 juta orang.
"Aplikasi tersebut berhasil menyeleksi ratusan ribu orang yang seharusnya istirahat di rumah karena tidak sehat dan tidak sebaiknya melakukan aktivitas di ruang publik," jelasnya.