Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) mengungkapkan tiga langkah strategis yang diambil Presiden Prabowo Subianto untuk menghadapi dinamika global, termasuk dampak dari kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Amerika Serikat.
Menurut Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi PCO, Noudhy Valdryno, dalam pernyataannya kepada media di Jakarta pada hari Kamis, langkah-langkah tersebut meliputi perluasan kemitraan dagang Indonesia, percepatan hilirisasi sumber daya alam, serta penguatan daya beli masyarakat dalam negeri.
"Dengan memperkuat hubungan perdagangan internasional, mengoptimalkan sumber daya alam, serta meningkatkan konsumsi domestik, Presiden Prabowo menunjukkan bahwa Indonesia tetap dapat berkembang di tengah ketidakpastian ekonomi global," ujar Noudhy.
Ia menambahkan bahwa ketiga strategi tersebut, jika dikombinasikan dengan pendekatan geopolitik yang terukur, akan membantu menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah berbagai tantangan global.
Tiga Langkah Strategis Presiden Prabowo
Dalam siaran pers resmi yang disampaikan pada hari Kamis di Jakarta, PCO merinci tiga kebijakan utama Presiden Prabowo.
1. Perluasan Kemitraan Dagang
Langkah pertama yang ditempuh adalah memperluas kerja sama perdagangan Indonesia dengan berbagai mitra global.
"Dalam pekan pertama setelah dilantik, Presiden Prabowo telah mengajukan keanggotaan Indonesia dalam BRICS—sebuah kelompok ekonomi yang mencakup 40 persen perdagangan dunia. Langkah ini semakin memperkokoh posisi Indonesia dalam lanskap perdagangan global," jelas Noudhy.
Menurutnya, keanggotaan Indonesia di BRICS akan memperkuat berbagai perjanjian perdagangan multilateral yang telah ditandatangani sebelumnya, seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang melibatkan negara-negara ASEAN, Australia, China, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru.
Selain itu, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, Indonesia terus berupaya menjadi anggota tetap Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) serta melanjutkan negosiasi perjanjian perdagangan lainnya, termasuk CP-TPP, IEU-CEPA, dan I-EAEU CEPA.
2. Percepatan Hilirisasi Sumber Daya Alam
Langkah kedua yang menjadi fokus pemerintah adalah mempercepat hilirisasi industri berbasis sumber daya alam.
"Sumber daya alam Indonesia yang kaya selama ini lebih banyak diekspor dalam bentuk bahan mentah. Oleh karena itu, Presiden Prabowo menempatkan hilirisasi sebagai prioritas utama untuk meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri," ujar Noudhy.
Salah satu upaya konkret dalam percepatan hilirisasi adalah pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
"BPI Danantara akan menjadi lembaga yang mendanai dan mengelola proyek hilirisasi di sektor strategis seperti mineral, batu bara, minyak bumi, gas, perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan. Dengan langkah ini, Indonesia tidak hanya meningkatkan daya saing ekspor, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada investasi asing, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, serta mempercepat pertumbuhan ekonomi yang berbasis sumber daya alam secara berkelanjutan," terang Noudhy.
3. Penguatan Daya Beli Masyarakat
Langkah ketiga yang diterapkan pemerintah adalah meningkatkan daya beli masyarakat melalui berbagai program sosial yang berdampak langsung terhadap kesejahteraan rakyat.
"Salah satu program utama yang diusung Presiden Prabowo adalah makan bergizi gratis, yang ditargetkan menjangkau 82 juta penerima manfaat hingga akhir tahun 2025," ungkap Noudhy.
Selain itu, pemerintah juga berencana membentuk 80.000 Koperasi Desa Merah Putih yang bertujuan memperkuat ekonomi desa, menciptakan jutaan lapangan kerja baru, serta mempercepat perputaran uang di daerah.
"Upaya ini tidak hanya akan meningkatkan konsumsi dalam negeri, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada impor dan memperkuat struktur ekonomi domestik. Dengan meningkatkan konsumsi rumah tangga—yang menyumbang 54 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia—program ini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional," tutup Deputi PCO itu.***